10 Jurus Ampuh Bisnis Laundry Kiloan

 

1. Konsep Usaha

Yang dimaksud konsep usaha di sini adalah apakah bisnis laundry Ibu hanya sekedar melayani orang cuci baju atau Ibu ingin membangun sebuah bisnis jasa laundry yang besar dan menguasai
pangsa pasar yang luas? Jika hanya sekadar melayani orang cuci baju, Ibu dapat tampil apa adanya, peralatan seadanya, tenaga seadanya, hasil kerja pun seadanya. Namun jika Ibu ingin membangun sebuah bisnis laundry yang besar dan menguasai pangsa pasar yang luas, Ibu harus menyiapkan berbagai sarana dan prasarananya sejak awal, meskipun hal ini bisa saja akan ditertawakan orang pada awalnya. Konsep usaha ini sering saya sebut sebagai visi. Saya sudah menguraikannya panjang lebar dalam buku Trik Jitu Pengusaha Cerdas Mengelola
Usaha & SDM (terbitan Cakrawala). Apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan, diuraikan satu per satu di bawah ini.

2. Peralatan/Perlengkapan Kerja

Yang dimaksud peralatan atau perlengkapan kerja ini mulai dari mesin cuci, alat pengering, setrika listrik, meja setrika, alat pengemas, sampai dengan rak tempat menampung hasil cucian yang siap diserahterimakan ke konsumen. Dalam bisnis jasa laundry, peralatan/perlengkapan kerja ini berperan penting dalam menghasilkan kualitas hasil kerja yang baik. Di pasaran banyak tersedia peralatan dan perlengkapan kerja seperti ini. Pilihlah yang kualitasnya diatas ratarata namun harganya tetap terjangkau.
Ibu hanya akan dapat memilih peralatan/perlengkapan secara tepat
setelah melakukan survei langsung dan melakukan uji coba. Jadi semua peralatan/perlengkapan tersebut baru akan dipakai jika sudah lolos uji coba. Inilah peran QC (Quality Control) yang Ibu jalankan langsung demi mendapatkan kualitas hasil kerja yang
bagus. Banyak pelaku usaha laundry rumahan menyepelekan hal ini yang mengakibatkan berbagai pemborosan.

3. Bahan Baku

Bisnis laundry membutuhkan bahan baku, mulai dari deterjen pencuci, cairan pewangi, cairan pelembut kain, sampai dengan cairan pelicin pakaian. Semua cairan ini adalah bahan kimia. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi bahan kimia ini, yakni aman bagi kain/pakaian yang dicuci, aman bagi kulit/kesehatan karyawan dan aman bagi lingkungan (berkaitan dengan limbah). Ibu harus
selektif memilihnya. Banyak pelaku usaha laundry yang menggunakan bahan baku laundry dari negeri antah berantah, asal murah, tanpa merek atau nama produsen dan tentu saja tidak diketahui apakah kandungan kimianya aman atau tidak. Tentu saja
penggunaan bahan baku seperti ini dapat berakibat buruk bagi kain/pakaian yang dicuci, bagi kesehatan karyawan dan bagi lingkungan. Untuk mendapatkan bahan baku yang aman dan berkualitas, seyogyanya Ibu bermitra dengan pabrikan obat kimia atau laboratoriumlaboratorium kimia milik sekolah atau universitas. Dengan cara ini, selain membangun bisnis laundry-nya, Ibu juga dapat membangun bisnis bahan baku pendukungnya yang dapat diberi merek atas nama sendiri. Tentu lebih menguntungkan untuk kedepannya.

4. Tenaga Terampil

Karyawan untuk bisnis laundry bukanlah orang yang hanya bisa mencuci dengan mesin cuci dan menyetrika baju saja. Tetapi harus memiliki ketrampilan lain yang lebih spesifik, yakni memahami
cara memperlakukan baju berdasarkan bahan atau kainnya. Keteledoran karyawan yang paling sering adalah menghilangkan cucian, salah menyetrika yang menyebabkan baju mengkerut atau
terbakar/tidak rapi, salah mencuci yang menyebabkan baju luntur warnanya, salah mengemas yang menyebabkan baju tertukar.
Kesalahan fatal untuk bisnis jasa seperti ini tidak akan terjadi jika Ibu memiliki tenaga terampil yang mengerti dan memahami deskripsi pekerjaannya dan bertanggung jawab terhadap hasil
kerjanya. Semuanya bisa diperoleh melalui training dasar dan re-training. Dalam konsep bisnis disebut sebagai training berkelanjutan. Saya sudah menguraikan lengkap hal ini dalam
buku Cara Gampang Bikin SOP (terbitan Media Pressindo). Sanggupkah Ibu melakukan training berkelanjutan untuk karyawan atau hanya sekedar cukup dengan ketrampilan yang mereka miliki
sekarang?

5. Kemasan Saji

Banyak pelaku usaha laundry bertindak semena-mena terhadap konsumen dengan mengemas hasil cucian seadanya (menggunakan plastik bekas). Ini tindakan ceroboh paling parah yang menyebabkan usaha laundry itu tidak berkembang.
Padahal kunci suksesnya sangat mudah, kemaslah secara menarik maka konsumen pun akan berterimakasih dan datang kembali berturut-turut membawa cucian yang lebih banyak. Pengemasan harus dilakukan dengan rapi, menghindari kontaminasi dengan
udara luar untuk mencegah debu menempel, dan berikanlah tas yang beridentitas bisnis kita sebagai langkah promosi murah meriah.

6. Kualitas Hasil Kerja

Banyak pelaku usaha laundry yang asal cuci. Akibatnya, baju yang dicuci di laundry tersebut makin lama bukannya makin cemerlang warnanya, tetapi makin buram dan terlihat kotor. Bahkan banyak baju yang berbau tidak sedap. Mengapa bisa demikian? Ini disebabkan proses kerja yang tidak benar. Sebagaimana telah saya uraikan dalam buku Trik Jitu Promosi Murah Meriah (terbitan Cemerlang Publishing), kualitas hasil kerja yang baik itu ditentukan
dari bahan baku berkualitas dan proses fi nishing yang baik.
Kuncinya adalah baju kotor yang dicuci di laundry kita harus lebih bersih daripada sebelumnya. Prinsipnya, jika konsumen mendapati bajunya makin bersih dan wangi tiap habis dicuci ditempat laundry Ibu, pasti konsumen itu akan kembali lagi dengan sukarela. Ini
juga sudah saya uraikan lengkap dalam buku Seni Menjual Dengan Hati (terbitan Media Pressindo).

7. Fasilitas Layanan Dan Garansi

Jika konsumen sudah rela memberikan rezeki untuk kita, apa yang kita lakukan untuk konsumen? Satu-satunya yang fair adalah memberikan fasilitas layanan dan garansi atas kualitas hasil kerja kita. Fasilitas layanan yang paling umum adalah antar jemput gratis. Sedangkan garansi yang paling umum adalah mengganti cucian yang hilang atau rusak dengan nilai rupiah tertentu.
Apakah konsumen merasa diuntungkan dengan hal tersebut?
TIDAK! Konsumen laundry hanya akan diuntungkan jika baju-baju kotornya kembali dalam kondisi lebih bersih. Jadi, jangan sekali-sekali mengunggulkan fasilitas layanan dan garansi sebagai
senjata utama untuk merangkul hati konsumen. Fasilitas layanan dan garansi hanyalah sebatas pemanis saja dalam bisnis laundry kita.

8. Pengelolaan Pelanggan

Banyak pelaku usaha laundry tidak mampu eksis dalam jangka panjang karena tidak mampu mengelola pelanggan. Mengelola pelanggan di sini bukanlah dengan cara rutin menelepon
pelanggan dan meminta baju-baju kotornya untuk dicucikan. Pengelolaan pelanggan di sini diartikan dalam lingkup yang lebih luas sebagai ciri khas usaha jasa, yakni memberikan kualitas
hasil kerja yang terbaik untuk konsumen dan membuat konsumen merasakan ketergantungan dengan bisnis laundry kita. Jadi, di sini konsumen yang tergantung kepada kita, bukan kita yang tergantung kepada konsumen. Buatlah database dan kelolalah dengan baik. Cara mengelola pelanggan dari awal sampai akhir sudah saya ungkapkan dalam buku Seni Menjual Dengan Hati (terbitan Media
Pressindo). Semoga dapat dipelajari sendiri mengingat keterbatasan halaman ini. Nah, sudahkah Ibu melakukan ke-8
hal di atas? Harapan saya, Ibu dapat melakukannya sehingga ketika saya me-laundry-kan baju-baju saya di tempat usaha Ibu, saya menjadi puas dan selalu kembali lagi, bahkan dengan membawa teman dan cucian yang lebih banyak lagi. Dengan cara ini usaha Ibu akan berkembang dengan baik dan dapat menguasai pasar diwilayah yang dikehendaki. Semoga memberikan pencerahan. dan Sukses Selalu Buat Pengusaha Muslim Indonesia!

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *